Gua
Maria Lourdes Batu Bubungan di Ketapang
KISAH terjadinya
Batu Bubungan menjadi cerita turun-temurun bagi warga sekitar. Konon, pada
zaman dulu di Ketapang ada beberapa tempat pemukiman penduduk yang berdekatan.
Tempat-tempat itu disebut dahas. Dahas-dahas itu terletak di aliran sungai
Penanakan. Namanya Dahas Pasungan, Penanakan, Lombang Kentuk, dan Sampuangin.
Dahas
Sampuangin dipimpin seorang kepala suku bernama Biring, dengan gelar Mas Tanda.
Ia dekenal denga nama Mas Tanda Biring. Mas Tanda Biring adalah seorang duda.
Anaknya dua laki-laki. Yang sulung bernama Sikumang, yang bungsu bernama
Gansal
Pada suatu hari di Dahas Sampuangin akan dilaksanakan
acara pesta adat makan tahun (mengembaruk).
Sebelum hari pesta tiba, semua penduduk sibuk dengan kegiatan persiapan acara
mengembaruk. Sehari sebelum acara pesta makan tahun itu dimulai, Mas Tanda
Biring ingin pergi berburu. Sebelum berangkat, anaknya dititipkan kepada
bibinya.
Tanda Biring baru pulang ke Dahas Sampuangin keesokan
harinya, ia mendapat seekor induk kelasi
(kera berhidung panjang, bulunya berwarna oranye kemerahan) yang telah mati dan
anaknya yang masih hidup. Setibanya di kampungnya, acara sudah dimulai. Tanda
Biring beristirahat sebentar di rumahnya, menitipkan anak kelasi dan
mempersiapkan perlengkapan lainnya. Lalu ia berangkat ke tempat acara. Tanda
Biring menyerahkan induk kelasi kepada juru terima tamu, dan menemui kedua
anaknya.
Ketika ia menemui anak-anaknya, mereka sedang mengunyah
sesuatu yang kenyal. Tanda Biring bertanya mengenai benda yang dimakannya.
Anaknya mengatakan bahwa itu daging.
Namun Tanda Biring curiga. Ia meminta anaknya memberikan daging itu. Yang
dikunyah anaknya bukan daging yang sudah dikeringkan melainkan getah akar
kerang kerit. Tanda Biring sakit hati. Kerja kerasnya berburu tidak dihargai,
anaknya pun diperlakukan dengan tak pantas. Ia segera pergi membawa kedua anaknya.
Tanda Biring berniat membalas sakit hatinya. Sampai di
rumah, ia langsung mengambil anak kelasi. la memakaikan cawat dan tekuluk (ikat
kepala) pada anak kelasi itu. Segera ia membawanya ke tempat pesta di mana
orang sedang bergembira. Tanda Biring sengaja melakukan itu supaya orang yang
hadir di pesta itu mengolok-olok anak kelasi dan berharap dewatak (dewa)
mengutuk sikap warga yang tengah berpesta pora itu.
Anak kelasi itu dilepasnya. Lalu ia pergi dari situ.
Pendeknya, hewan malang itu jadi bahan tertawaan dan bulan-bulanan mereka yang
hadir. Harapan Tanda Biring terwujud, hujan turun dengan lebatnya dan disertai
angin ribut. Petir menyambar tepat pada rumah tempat adat makan tahun itu.
Rumah itu berubah menjadi batu dengan bubungannya terbalik ke atas. Tak ada
seorang pun yang selamat dari musibah itu. Waktu berlalu dan Dahas Sampuangin
berubah nama menjadi Batu Bubungan. Karena kisah ini, orang Pengatapan tidak
berani menertawakan anak-anak yatim piatu (biak
kumang).
Perubahan
Sebelum agama Katolik masuk ke Pengatapan, Batu Bubungan merupakan tempat
keramat. Di tempat ini penganut animisme sering bertapa. Namun sejak 1970
sampai 2000, Batu Bubungan menjadi termpat wisata. Karena tempat itu dekat
dengan kebun buah-buahan leluhur orang Pengatapan.
Awal 2001, muncul gagasan dari umat Paroki
Tembelina, Ketapang untuk menjadikan Batu Bubungan sebagai tempat ziarah dan
tempat berdoa. Mereka membangun sebuah gua. Dipilihlah nama Gua Maria Lourdes
Batu Bubungan. Hanya dengan bermodalkan semangat, tekad disertai sumbangsih
dari umat dan para donatur, pastor paroki Tembelina, Romo Ig. Made Sukartia, Pr
beserta panitia pembangunan gua Maria mulai melaksanakan pembangunan.
Tanggal 30 Oktober 2002, Gua Maria
Lourdes Batu Bubungan diresmikan dan diberkati Uskup Ketapang Mgr Bl.
Pujaraharja a Pr. Walaupun sudah diresmikan, pembangunan gua masih belum
rampung. Masih banyak yang harus dilengkapi. Saat ini (tahun 2003) yang masih
belum dibangun adalah fasilitas seperti kamar mandi, wc, dan penginapan bagi
mereka yang memerlukan. Mudika Pengatapan dan Mudika Paroki Tembelina sungguh
merasakan kesulitan karena minimnya fasilitas. Mereka hanya bisa menggunakan
satu rumah kecil yang tersedia. Itu pun dipenuhi material pembangunan.
Reno.comReno.com